kemudian pagi ini kubiarkan sedikit cerah dengan meletakkan mentari pada posisi mulianya setelah hujan semalaman ditambah kabut tebal pada awangawang hati yang seolah mendingin...
hmmm pagi ini akan ada perubahan pada langitku pada cahayaku pada mentariku dan juga pada jalanku; semalam pun sudah kudoakan ini meminta IA mendukungku dan memperhatikan inginku; ketika itu gemuruh yang menjawab jadi kupikir ahh ia pasti marah karena keraguanku pada kekuatannya dan keegoisanku; aku berkata maaf pada IA, malah datang hujan dan aku bersenandung nyanyian Nuh ”hujan lebat turunlah...hujan lebat turunlah...hujan lebat turunlah, yang masuk pun s’lamat” --jadi teringat masa SMP dulu, nyanyian ini diajarkan ketika pelajaran agama dan setiap hujan datang rasanya semangatku menyanyikan lagu ini bertambah padahal aku tau dalam sekejap sekolahku akan tertutupi air, jika hujan benar-benar lebat seperti nyanyianku.... lumayan... menghindarkanku dari pelajaran-- aku mensyukuri hujan ini sama seperti nyanyian syukur mereka yang terselamatkan dari air bah, sama persis dengan syukurku karena gemuruh menghilang.
kemudian subuhku berkabut rapi bisa kumaklumi karena sebentar lagi pagi dan cerah dari mentari datang; sungguh aku tak khawatir; optimismeku sedang di atas awan...
>>>ephie160309dps<<<menulis dengan angan yang terbang kesana kemari>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar