tentang beta:

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
anak bungsu dari ayah (Cornelis Taga Doko) dan ibu (Jublina Huna Koreh), keturunan Sabu asli.. I AM ME!

Selasa, 14 Juni 2011

sajak munafik -untuk tanahku-

untuk MuDAers NTT Menulis/#Komunitas Daun Lontar


aku melihat ke bawah, sambil
suara sajak tanahku mengalun
saat itu ia masih begitu coklat,
namun bening..kala itu ia,
tempatku berpijak hangat, tapi tak hitam,
tak terhalang penutup, sandalku atau bajunya
tak juga putih berbuihbuih seolah salju tanah
tak habishabis mengendap kedalamnya
kala itu air tanahku bersih,
kami meminumnya tanpa ancaman,
tanpa takut dan tanpa dosa; kami yang apatis...

hari semakin tua, bumiku sakit
ditimpa kemalangan, nafsu kami
membenamkannya jauh, menolaknya
semakin ke dalam; kakiku perih
hijau menghilang, dihalau besi para pembunuh kebebasan
tanahku tak lagi coklat,
terkadang menguning, membiru,
meranum, kemudian membusuk;
terkadang ia menangis, tumpah ruah
segala kekesalan, lebih dari tangisan anak manusia
luber habis ratakan yang diatasnya
aku yakin ia berseru: “aku lelah!”

Kami salah, aku sudah pernah merenungkan ini
Kami durhaka, sesadarsadarnya akar sadarku sadar

terkadang kala tanah menyala seolah meteor,
merubuhkan segala sesuatu;
entah hutan, rumah, mungkin sawah, makanan kami
kami berlutut, melagukan  “ampuni kami..ampuni kami”
berbenah dan kemudian durhaka lagi...

sungguh kala itu tanahku tak sepenat ini
terlampau kasar dan kurus, tidak gembur,
ia sangat mampu mendengar kami;
tidak seperti sekarang aku menangis mendengar
gemuruh Tarutung menjatuhkan lerenglereng bukit
atau lumpur yang mampu melahirkan
anakanaknya, yang tentu saja tidak mungkin bernama sama seperti Lapindo...

kali ini, pasti ia bosan,
lagulagu kami terlalu munafik, sadarku masih sadar
tapi munafikku tak berkurang...




>>>ephie15062011dps<<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar