tentang beta:

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
anak bungsu dari ayah (Cornelis Taga Doko) dan ibu (Jublina Huna Koreh), keturunan Sabu asli.. I AM ME!

Jumat, 24 Juni 2011

sajak untuk "papa tana"

untuk setiap peluh
dan airmata yang mungkin teresap
kedalam kulit tuamu..
kepantasan yang harusnya kau terima
kedurhakaan macam apa yang sedang dihadirkan
ketika bahkan diatas asalmu
mereka membuatmu seolah tidak layak
bernaung dibawah langitlangit tanah
dimana derap kakimu tertanam begitu dalam
hingga menciptakan loronglorong
dalam kulitmu bersama aliran darahmu

aku...mungkin aku tidak akan semampu itu
tanahmu..tanahmu...
darahmu diatas semuanya...
aku...seyakinnya engkau marah..

marahlah papa tana, marahlah...
setidaknya dihari akhirakhirmu
biarkan mereka menghormatimu
sebagai suami, ayah dan opa...
setidaknya diatas beragam tentangan
dirimu harus didahulukan...




#aku marah...miris..andai aku anakmu, tidak akan kulakukan ini...demi ayahku, demi darah asalku, demi cinta yang kau berikan hingga akhir hidupmu..#
>>>ephie25062011dps<<<

Rabu, 22 Juni 2011

putus asa

lusuh terduduk
terserak diantara debu
yang bergelimang bersama roda
pelahap tubuhnya subuh ini
mencoba merasarasa dingin lantai kasar
yang hanya sejengkal menuju jalan
sejuk tak kunjung datang
sekilas putih merangsek keluar
melayang menuju tiang tinggi
ia melihat jiwanya diujung tiang mendekati awan
siap jatuh...
ditadah lantai kasar tempatnya terduduk...




>>>ephie23062011dps<<<

Rabu, 15 Juni 2011

SSSSTTTTTT!!!!


ssttttt!!! jangan bilangbilang,
dunia ini bodoh, mereka hanya mampu
menjadi BODOH!

kasihan para tikustikus kelaparan
yang sengaja bersembunyi di lorong
dimana lakonlakonan rumit
tentang laku baiknya di dunia Pancasila ini
mulai dipertontonkan
semar dan togog tak laku lagi, bhatara dewa menonton saja

pula para pembajakpembajak selangkangan
rakyat, mereka mengaiskais sampai
kulit hampir menembus daging; tanpa peduli
rakyat marah, merontaronta
menghancurkan tatanan dibawah panji “Reformasi....Reformasi...”
seruan muda membahana;
tuatua duduk sementara mengeluh
“kami dulu tak semelarat kini..”

sstttt!!! jangan bocor kayak ember ancur
disini nikmat sekali, dasar kau BODOH!!!




>>>ephie16062011dps<<<

Selasa, 14 Juni 2011

sajak munafik -untuk tanahku-

untuk MuDAers NTT Menulis/#Komunitas Daun Lontar


aku melihat ke bawah, sambil
suara sajak tanahku mengalun
saat itu ia masih begitu coklat,
namun bening..kala itu ia,
tempatku berpijak hangat, tapi tak hitam,
tak terhalang penutup, sandalku atau bajunya
tak juga putih berbuihbuih seolah salju tanah
tak habishabis mengendap kedalamnya
kala itu air tanahku bersih,
kami meminumnya tanpa ancaman,
tanpa takut dan tanpa dosa; kami yang apatis...

hari semakin tua, bumiku sakit
ditimpa kemalangan, nafsu kami
membenamkannya jauh, menolaknya
semakin ke dalam; kakiku perih
hijau menghilang, dihalau besi para pembunuh kebebasan
tanahku tak lagi coklat,
terkadang menguning, membiru,
meranum, kemudian membusuk;
terkadang ia menangis, tumpah ruah
segala kekesalan, lebih dari tangisan anak manusia
luber habis ratakan yang diatasnya
aku yakin ia berseru: “aku lelah!”

Kami salah, aku sudah pernah merenungkan ini
Kami durhaka, sesadarsadarnya akar sadarku sadar

terkadang kala tanah menyala seolah meteor,
merubuhkan segala sesuatu;
entah hutan, rumah, mungkin sawah, makanan kami
kami berlutut, melagukan  “ampuni kami..ampuni kami”
berbenah dan kemudian durhaka lagi...

sungguh kala itu tanahku tak sepenat ini
terlampau kasar dan kurus, tidak gembur,
ia sangat mampu mendengar kami;
tidak seperti sekarang aku menangis mendengar
gemuruh Tarutung menjatuhkan lerenglereng bukit
atau lumpur yang mampu melahirkan
anakanaknya, yang tentu saja tidak mungkin bernama sama seperti Lapindo...

kali ini, pasti ia bosan,
lagulagu kami terlalu munafik, sadarku masih sadar
tapi munafikku tak berkurang...




>>>ephie15062011dps<<<

Jumat, 10 Juni 2011

tulisan merah


cermin berwarna
baru saja kau tuang kata kedalamnya
mengering...hanya marah yang tergambar
kau bersajak, bulan tak lagi bundar
malam hanya sekejap lalu
dingin terasa menusuk
mungkin hari ini akan berlalu dengan cepat

sekelompok lalat berkerubung
membusuk pada daging tua
yang lama tak disadari

aku mungkin telah lelah
lama mengurai kesendirian yang teramat sangat
meminta hadir seorang sepertimu
meski nantinya hanya mendatangkan tangis
lewat tulisan merah
darah yang sengaja kutuang...

dariku, yang jauh darimu.
#bulan tak lagi bundar sayang, hati melenguh benci pada hadirmu yang tak kunjung ada....



>>>ephie11062011dps<<<

Rabu, 08 Juni 2011

TERLALU LAMA



puisi estafet karya Ephie Taga dan Maria Pankratia
untuk MuDAers NTT Menulis / #Komunitas Daun Lontar



ombak datang, ombak pergi
begitu juga alun angin
dari anak panah pagi
yang sekejap berpagut dingin

buih putih-putih
menghantam sepoi-sepoi
seiring sapuan angin basah
satu pada kepingan hari
yang sebentar lagi dimulai

sepasang mata, tajam lainnya layu
tanpa kata; koma maupun titik
mencari arah sang bayu
dan menaruh kembali petikan hasrat pada putik
seperti bunga yang haus rayu

kau ingin akhir? Lakukanlah...

tapi hari masih dini...
pagi kental
dengan cahaya matahari terik
pekat kopi sedikit membuat mual
tetap terjaga dan menjadikannya menarik

pagi dan hati.goyah.layaknya pohon tua yang melapuk
termakan air yang senantiasa menyuburkan
tanah bukan tempatnya lagi berpijak
siap menjadi puing puing.lima tahun sia sia

roh sang waktu mengoloknya keras
memberikan bermacam alasan waras
menyentuh kebimbangan dengan leluasa
resah, risau, galau, gundah, kecewa

dahulu,waktu membuatnya bertahan
entah kini
semua rasa bermain main dengan waktu
tak bertujuan.hilang

tak tentu arah
tak juga jelas asa
turuti kemana langkah
tentang lelah dan letih dia merelakannya sejak lama

sejak lama.itu intinya
ia bertahan demi lama
yang terurai kedalam bersama rasa
sayangnya hambar, terlebih hati lain hadir
menambah pahit perjalanan
ia tak lagi sanggup
wanita diujung asa.tanpa arah.mgkn itu aku,pikirnya.

terus menerus
digerus....
sampai nanti
tak tentu tak terurus
kurus,tirus, lalu mampus

pagi tak lagi baru
ia menepis ragu
aku berhenti.itu janjinya.




>>>08062011--sesetandanjimbaran<<<

Senin, 06 Juni 2011

akar hidup

awal dimulai hidup
terserap lewat peluh
kami lahir; kami tumbuh
hidup dari akar hidup kami

ketika....
teretas akarakar baru
akar menua,
melemah...

hidup masih ada
nafas masih beradu
akar kami perlahan menyusut
tulang tua, masuk ketanah
kembali pada menyerah pada bumi
ia, akar kami...

*akar yang tidak tercabut, malah semakin masuk kedalam demi menghidupi anak cucunya..*




>>>ephie06062011dps<<<

MATA

Benci sekali melihat seringai diwajahnya. Ia tak pernah hangat padaku, seperti ayah-ayah lainnya. Ayah, begitu aku harus memanggilnya. Ayah, yang aku tau hanya hadir dalam sosoknya saja. Entah kapan ia hadir, tapi seingatku aku masih berumur 9 tahun kala itu. Ibu hanya mengajarkanku untuk memanggilnya seperti itu.
Namaku intan permatawati. Umurku 14 tahun. Aku meminta dipanggil “Mata”, boleh kan?? Beberapa saat sejak kehadirannya, terlebih sejak kehadiran adik, aku selalu ingin menjadi mata..yang bisa awas terhadap setiap gerak geriknya. Bisa menjadi mata bagi ibu dan adik. Sayangnya aku tak mampu menjadi mata bagi diriku sendiri.
Kadang ingin kucongkel mataku sendiri. Kemudian mulai mengomel dan mencaci maki diri sendiri. “bodoh, tolol!! kenapa kau biarkan ini?” atau terkadang menghadap pada cermin, mulai mengamati setiap jengkal tubuh dan mulai merasa jijik sendiri. “perempuan anj*ing!!! Tidak lelah juga kau rupanya!” Aku tau siapa yang aku maki, aku dan aku sendiri.
....Dimana kau? Dimana kau? Kadang aku mencari diriku sendiri. Kadang aku berteriak meminta mataku untuk tetap awas. demi orangorang terkasih....
Beberapa bulan aku akan merasa aman. Sangat nyaman. Ketika ayah tak dirumah. Sepertinya gampang sekali memunculkan tawa riang dan canda kala itu. Ibu akan selalu menertawai gerakgerik kami yang menggelikan. Tidak seperti kala ayah disampingnya. Ia akan menjadi orang yang sangat berbeda. Seperti saat itu. Hanya duduk diam setelah mengerjakan semua tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Kemudian tertunduk. Hanya melirik kami sesekali. Ia seperti hidup dengan dua kepribadian.
                          ......................................................................................
Jujur saja, kebencian ini awalnya muncul bukan karena seringainya. Seperti juga namaku. Awalnya aku sangat senang dipanggil “intan”. Kata guruku, aku kaya. Bayangkan saja, dalam nama saja sudah ada intan dan permata, bagaimana dalam kehidupan nyata?...bagaimana??? tidak ada, tentu saja tidak ada...jangankan intan permata, uang 50ribu saja sampai seumur begini baru sekali kurasakan dalam genggaman tanganku, ketika ibu menyuruhku membayarkan utangnya pada ibu lurah, ia malu untuk berhadapan langsung karna sudah berbulanbulan ia mencoba menghindar. Jadi lembaran itu hanya singgah sementara lalu berpindah ke tangan orang lain. Tidak sampai 10 menit malah.
Suatu malam, diharihari pertama aku memanggilnya ayah, tanpa sengaja aku mendengar mereka saling berteriak, memaki satu dengan yang lain. Malam itu juga pertama kalinya aku mengetahui bahwa segala macam binatang bisa keluar dari mulut seorang lakilaki. Ibu sempat berteriak “berhenti, aku tidak mau intan mendengarnya...”, tapi apa mau dikata, rumah sekecil ini hanya dengan dinding yang mungkin siap runtuh kalau memang niat menubrukkan diri, mana mungkin tidak terdengar. Ketika itu ibu sedang hamil tua. Aku tidak pernah tau rasanya, aku hanya merasa bahwa sebentar lagi akan ada suara bayi, yang paling tidak bisa mengimbangi suara ributribut ini. Setidaknya bukan hanya ributribut ini saja yang bisa aku dengar...bosan!!
Diharihari pertama itu juga pertama kali aku melihat bayangan ayah memegang pisau dengan kalapnya. Ia berlari menuju ibu seolaholah ingin membunuhnya. Ibu hanya terdiam. Bu, mengapa lemah sekali?? Mataku panas...mataku mulai tergenang...kenapa orang seperti ini yang harus hadir dirumah ini? Kalau bisa memilih, aku lebih bahagia tanpa ayah, seperti tahuntahun sebelumnya. Meski harus mendengar omongan miring tentang ibu dan tentu saja berimbas padaku, aku lebih bahagia kala itu. Ibu tidak selemah ini. Sekejap aku berlari menahan tangan ayah. Ini tak boleh, ini tak boleh...hanya itu yang ada di otakku. Aku tak merasa takut padanya, sampai sekarangpun masih begitu.
Sehari setelahnya ayah mendatangi aku, sepertinya ia tau benih keberanian yang ada dalamku. Setengah berbisik ia mengancamku. “kau akan lebih menderita jika berani melawanku”. Seringai pertamanya terlihat. Ia terlihat seperti seekor srigala yang siap memakan anaknya sendiri. Aaahhhh tidak, aku tidak sedarah dengannya.
Sejak itu aku berjanji menjadi mata. Bagi ibu dan adikku. Mataku harus tetap mengawasinya.
                                ..............................................................................................
Kehadiran adik tidak terlalu membawa perubahan. Malah aku merasa masingmasing kami menjadi dua kepribadian yang berbeda. Ketika ayah ada dan ketika ia pergi. Pekerjaannya sebagai supir truk pada sebuah perusahaan plastik mengharuskan ia untuk pergi setidaknya selama seminggu dan bisa bersenangsenang selama 2 hari. 2 hari kesenangannya menjadi pesakitan kami.
Malam kemarin, seperti biasa, ia datang tanpa jadwal pastinya itu. Ributribut yang aku takutkan sama skali tidak terjadi. Tidak satupun suara terdengar. Aku bisa tidur dengan tenang..
                                .................................................................................................
Sore pertama kedatangan ayah, di bulan juni, setahun lalu...
Ia tenang..kami biasabiasa saja. Seperti yang sudahsudah, ia mengoceh tentang pekerjaannya, sepanjang perjalanannya, sepanjang ia duduk di belakang kemudinya. Aku teruskan bacaanku, hanya ibu yang betah mendengarnya.
Malam menjelang, dan trima kasih Tuhan tidak menghujani hariku dengan teriakanteriakan tak bergunanya.
...................
Malam ini aku yang berteriak, ibu tak mendengarnya. Ayah menutup mulutku dengan tangannya. Ia leluasa melakukannya, ditolong gelap kamarku. Hitam itu hanya menolongku sedikit, memperlihatkan seringai ayah. Sejak saat itu aku membencinya.
Panggil aku Mata. Karna meski malam ini mataku tak menolongku, aku akan tetap menjadi Mata.



>>>ephie29052011dps<<< #daunlontar

"malulah sedikit"

biarkan saya berangan....
berangan tentang pemimpin yang berkualitas...
yang tidak sekedar berkata "...saya menghimbau...."
berangan tentang anggota dpr mpr yang tidak hanya sekedar punya malu,
tapi juga punya hati,
punya mata,
punya telinga,
punya rasa,
tidak hanya memakan duit rakyat..
mengatasnamakan pemerintah untuk halalnya ide busuk
yang mungkin telah terencana bahkan sebelum terpilih...


baiklah, salah saya memilih anda..
salah saya menusukkan paku pada wajah anda...
andai tahu,
kalau bisa,
bahkan andai mungkin,
bukan paku yang ingin saya pakai,
samurai mungkin...
sembari menuliskan,
"kalau tidak mampu, turun saja...malulah sedikiit!!!"







>>>ephie030511dps<<<
#menurut saya tentang mereka, para penikmat tahta...#

R.E.S.A.H

..tak ingin munafik..
itu yg aku rasa
dan jujur saja
..aku memang sedang menikmati hadirmu
dalam pikirku..

..........????
aku merasa harus mematahkan setiap asa
sepertimu yg saat ini, mungkin,
sedang mengubur rasa..
aku merasa, yang paling bebas saat ini
hanyalah pikiranku saja..
...pikiran, yg sejujur-jujurnya, sedang terisi olehmu...


>>>buatmu dariku<<<
(ephie130710walkot)

rasa yang naif, rasa yang tak seharusnya hadir yang kemudian menjadi kenikmatan tersendiri untuk sekedar merasa mu disisi ku...meski sempat berharap, asa itu sedang kukubur dalam dalam, bukan karna kamu, bukan karna aku tapi karna kita yang terasa janggal untuk dipadukan..
...........??? #entah...........???


>>>diedit jam 07:52<<<
ketika pagi pun tak mampu menghapusmu..
hmmm tulisan tentangmu tak akan ada habisnya...
aku harus istirahat^.-

menelisik hari

masih sempat kutelisik hari, kala malam menggugurkan temaramnya, dimana yang tergambar hanyalah sebuah senyum yang sepi dalam diam dan beku dirautmu..sempat pula kususuri pendaman sedih yang terperih, diantara tangisan orangorang tersayang..Dia terlalu baik untuk semua yang terlewati..

aku jujur...aku syukur....yang membuncah diantara alunan nafas dan rasa..aku tak layak menangis (lagi...)..pun meratap..terutama ketika harum bunga mengantarkan doa dan rindu lewat batu biru diatasmu..

tahun kedua menjelang natal ketiga..tanpa tangisan..pula ratapan..hanya senyum untukmu
(kepergianmu tak sedikitpun melunturkan segenap yang pernah ada..)




>>>ephie101209koe<<<

elegi kepergian ibu: antara 10 dan 21

cukup untuknya merasa bahagiamu
cukup bagi seorang ibu tersenyum
disaat ia tau kehidupan lain menjelang
baginya...mungkin...

antara 10 dan 21
singkat..sebelas hari yang pendek...
hanya sekejap bahagia ganti duka
berharap sesingkat itulah hari sedihmu

hanya sebelas hari...
ia sedang melanjutkan senyumnya
di atas sana








teruntuk: jiwa indah yang telah terbang menuju tempat sucinya...




>>>ephie211009koe<<<

Minggu, 05 Juni 2011

kembali menabur

terlanjur kutabur
bunga wangi penghantar rindu
yang kuracik dr taman ibu..

hanya singkat kuucap didepan pusaramu..
"Papa, ephie kangen..doain ephie bisa lewati smua dg senyuman.."



--ephie061009koe@0828--

butuh diam untuk diam

diamku menggema
aku butuh diam
sesaat...kedalam diriku sendiri
aku merasa, mendengar
mengetahui adamu...
tapi...aku perlu diam
sesaat...untuk diam
biar tenang...biar rapat luka..
biar teredam rasa..
biar senyum tulus hadir
bukan tawa pedih...
aku tau adamu --juga adanya...dari senyumnya--
tapi aku diam
belum mampu berkata...





>>>ephie240709koe<<<



*mengetahui adamu dan adanya, tapi aku tau Dia terlalu baik utk menempatkanku dalam kekecewaan..LAGI..*

mengenang kita -- aku, kamu dan dia --

kita pernah menabur rasa, kau ingat itu? kau dan aku...dan dia..entah siapa menghadirkan siapa...menjadi siapa mengkhianati siapa...kita muda.kita jatuh.dan kita sakit…aku ingat jati tua tempat kita duduk.bertiga.berdua.kini sendiri, kala kau dengannya. kita pernah menuai kata.cinta, bagiku dan bagimu…mungkin juga baginya --kalau aku tak salah--semoga kau ingat, dengan rasa bersalah…aarrgh sebenarnya tak ingin membangkitkan amarah kita…hanya ingin mengenang :) tentang kita yang adalah aku dan kamu, dan kalian --kamu dan dia--




>>>ephie300609koe<<<


*bukan kisah nyata, hanya khayalan sesaat…tentang kita yang hadir dengan sendirinya.tentang dia yang sama dengan kita.tentang rasa.tentang muda.yang mencari.yang kemudian tenggelam dalam rasa pada sosok lain…*

dingin (...lebih baik begini...)

hujan.dingin.beku.
brrr hujan datang.kami dingin.
lebih lagi.kami beku.
dinginku.menyatu pada air
surga yang menetes.dinginnya
memisahkan diri dari anganku
yang perlahan membeku
bersama mimpi.kami
beku yang teramat sangat.
aku menyerah.titik beku sudah
mampir.kemudian berdiam.
aku salah.kemudian lelah
memperpanjang rasa ini.
dingin kami di bawah hujan
kemudian beku karna menusuk sangat.
aku lelah.aku pada titik.kita
beranjak beku.aku tetap dingin.kau
tak mencair sedikitpun.
lebih baik begini...





>>>ephie190409koe<<<

sadarku ketika pagi datang...

4.30...subuh merapuh

aku pada subuhku yang rapuh, terkantuk-kantuk dalam kesadaran setengah-setengah...sesaat terbangun tertidur kemudian mata membuka sesaat...menyeruak masuk sadarku dalam pagi yang muda, dan rapuh menurutku...akhirakhir ini pagi menjelang secepat kilat sementara buaian semalam masih melenakan...belum puas akan dingin...panas...dingin...aaah aku rindu hangatmu...hmmm mentari menyembul dari ujung pohon kelor di batasan pagar dan awan...jendelaku menguning...separuh ruang bersinar...subuh hilang, tak lagi rapuh...memutus kantuk, aku membangun sadar...aku harus ada didunia...tanpa rapuh...seperti subuhku tadi...

>>>ephie010509koe<<memutus kantukku dengan membiarkan sinar sang penguasa terang menyilaukan kamarku...sepertinya semalam aku benarbenar berangan tentangmu...untung pagi datang...untung aku sadar...aku harus terus berjalan sayang, mengalihkan pandanganku darimu...MAAF!>>>

nelangsa: sebuah puisi

aku menjadi keluhan siasia
dari sisasisa dosa yang muncul
dengan sengaja...ya akan aku akui
semua terkadang sengaja aku buat...
kesengajaan dari manusia
yang terkadang merasa benar
diantara begitu banyak salah
padahal ia salah, masih tetap salah
masih tetap sesat, hitam dan tak jelas...
sejenak tadi aku kembali
meniupkan lenaan mimpiku
lagi...tentang hidup dan impian
dan sekarang aku tersesat
dalam katakataku sendiri..





>>>ephie130409koe<<nelangsa sangat...>>>

anak sepi

aku mencari sepi merangkai hati menjaring mimpi melalui kalbukalbu yang tertanam dalam...menarik bagiku sepi, tapi tanpa diam...memberi diriku surga kepantasan, melambungkan diri melalui apa yg patut dan tidak patut diantara keinginan dan ketidakinginan...aku masih anak sepi...sepi ke dalam diriku sendiri...tapi aku tau, aku tau aku tak boleh diam...anak sepi tidak bisa hanya sekedar merangkai khayal...ia harus mampu lebih dari sepi itu sendiri; anak sepi masih anak dunia, masih mencari nafas dan hidup...dan surga sepi hanya sementara ketika sunyi itu muncul...









>>>ephie260409koe<<<

langit nyepi: maret'09

baru kali ini aku melihat taburan bintang yang sebegini banyaknya pada malam sepi tanpa warna dan tanpa sinar sedikitpun.di langit Bali pada malam Nyepi. aku suka. tampak beberapa bintang yang bercahaya jelas dan bintang-bintang sekelilingnya yang serupa pasir...baru kali ini aku dapatkan malam Nyepi yang indah. Aku tak berbohong...andai saja malam ini kau bersamaku, kau akan sama terbengongnya dengan aku, sama terpukaunya pada mereka yang membentang langit kelam dengan gugusan cahaya dan pancarannya. sebuah gugusan menarik perhatianku. diujung barat sana...berbentuk segitiga seperti pohon cemara kecil, timbul tenggelam..aku berkata pada adikku --apa kau lihat itu?-- ia mengangguk, ikut terpesona. aku memperhatikan sebentar sekelilingku yang terus berbincang...tidak...aku tidak terganggu...aku terus tenggelam pada warna bentukan bintang, pada jajarannya yang indah, sungguh indah...aku terus menghidupkan pancarnnya dalam pikiranku...aahh Nyepi ini indah...mampu membuat pikiranku terbawa jauh dari sekitarku, hanya untuk merasakan pesona langit Bali malam ini..aku masih pada taburan bintang, mencari kata tepat untuk gambarannya, selain kata ’indah’ tentunya...Nyepi ini indah...kata adikku ini Nyepi terakhirku bersamanya...--aku protes ’memangnya kau pikir aku mau mati??? aku kan hanya akan menghilang sementara-- tapi sungguh, meski ini terakhir aku merasakan sepi dimalam Nyepi dengan langit yang bertabur bintang seindah ini, ini akan jadi kenangan untuk Nyepi-ku di pulau tercinta ini, yang sudah aku tinggali selama dua puluh tahun lebih...




(ephie260309dps – gelap Nyepi menarikku untuk mencari kehangatan malam dengan memilih duduk dan menulis didepan rumah, memandang bintang, tanpa bantuan sinar apapun selain dari taburan bintang itu sendiri. gelap yang sama seperti Nyepi sebelumnya, tapi dengan bintang yang berbeda --seingatku beberapa Nyepi sebelumnya langit tak secerah ini--)

sepi pada NYEPI

aku mendapat sepi lagi. pada Nyepi kali ini. setahun sekali. --tapi sejujurnya ini yang aku tunggu--. kekhasan dari daerah ini. Bali sepi. Bali padam. dari api. amarah. dari rusuh pagi orang-orang yang memikirkan kehidupan. dari siang hingga malam. tanpa lampu --dan segala macam alat penerang lainnya--. tanpa kerja. tanpa kendaraan. tanpa kegiatan. berdamai dengan alam. demi keseimbangan alam dan diri sendiri. demi bhuana agung dan bhuana alit. agar terhindar dari kekuatan bhuta. menuju pada kedamaian. saat dimana para sahabat menyucikan diri. dari melalui puasa dan syukur. juga doa. saat malam gelap menjadi semakin kelam. karena penunaian catur brata penyepian. aku suka situasi ini. aku anak sepi yang selalu menunggu setahun hanya untuk mendapat sepi yang abadi ini --meski hanya sehari--






>>>> ephie250309dps<<<mari bergelap-gelapan sambil bersyukur :-)>>>>

* bhuana agung : alam semesta
* bhuana alit : diri kita sendiri
* catur brata penyepian terdiri dari amati karya (no working); amati geni (no fire/light); amati lelungan (no travelling); amati lelanguan (fasting)

merasa tiri

aku tiri…ya mungkin aku
tiri dari sekian anak-anakmu
dari kau yang selalu kupanggil
ibu...entah dari lelakimu yang mana
tapi aku tetap bagianmu, darahmu
yang pernah bersamamu
demikian lamanya berdiam
didalammu bersama darah
dan dagingmu yang lain bahkan
masih bersamamu sekarang…
tapi kau terlalu...sungguh
terlalu pemilih…
kau tau aku yang kering
kau tau aku yang sedih
yang terkurung panas.karang.
kelaparan.akan masa depan.air.
pendidikan.rasa ingin tau yang sangat.
aku merasa semakin jauh.sungguh.
aku tak jelas.tak terang.tak gelap.
tak berwarna.tapi juga tak putih.
kau marah ketika aku melepas diri
katamu aku menjual diri
sungguhkah?
lebih baik lepas daripada
dipisahkan.ditinggal oleh ibu sendiri.
kau tau, aku sakit.tak tau bagaimana tiriku yang lain.
yang ada di ujung sana.sama
terpojoknya denganku.sama
terasingnya denganku. huh...
kau ibu...tapi aku tiri...bagimu...
mungkin...
itu menurutku...





>>>ephie250309dps<<<-- kami INDONESIA bukan JAWA -- thanks to dicky for that sentence, itu yang harus diserukan dan dimengerti oleh orang-orang yang mengaku Indonesia...>>>

cerita tentang darah dan daging yang tak satu...

pernah kudengar cerita tentang
kaki kecil yang menghadang
bebas-lepasmu ketika
ia melihatmu menjauh...
ia benci padamu
pada langkah kaki panjangmu
yang melebarkan jarak antara
kau dan dia, dan hidupnya..
aku melihatnya memandangmu
sepi.diam.antara hangat dan beku;
ada benci dan cinta dan sayang dan luka
antara ibu dan anak dan takdir
kau tau tapi kau diam.kau sepi.
sifat yang sama persis dengannya
kau tau, ia gambaran hidupmu.
ia terbuang sama seperti kau dibuang
kau melepas.bebas.tapi
tidak terhadapnya. ia lepas.tapi
tak bebas.rasa butuh.akan cinta.
sayang...kau tau itu, tapi memilih
menghindar.aku mengatakan ia buah
hati yang terbuang dari keegoisanmu.
dan lelakimu...kau tau itu, tapi malah
acuh dan menjualnya pada dunia
yang jahat ini. kau lepas. kau bebas.
tak berperasaan bahkan
pada darah dagingmu sendiri.
kau tau hati.luka.dan takdir.
dan memutuskan melukis semua itu
lebih awal untuknya.
ia bertumbuh di panti. berakar pada ajaran
ibu --yang pasti bukan dirimu--
ia melihat hitam.berubah kelabu tapi
tak mampu memutih.ia mencarimu.
ia jelas mampu melihat semua
selain dirimu. kau tau itu. tapi kalian berdua
hanya diam.sunyi.tenggelam dalam diri
yang membeku.tanpa rasa.hampa.




>>>ephie240309dps<<<