tentang beta:

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
anak bungsu dari ayah (Cornelis Taga Doko) dan ibu (Jublina Huna Koreh), keturunan Sabu asli.. I AM ME!

Rabu, 28 Desember 2011

Lukisan Jari yang Hilang

pagi masih manja
bergantung pada ranting muda di puncak
bukit sebelah utara rumah khayalku
ia kuning seumpama ranum jeruk cina
di tangan para penjaja pasar
bulat seumpama cincin merkurius,
pasiran tak berujung
sang pelindung sempurna
adalah sang bayi matahari, muda...
merambati setiap lengkungan dahan

pagi masih sepi, masih terendap pada embun sisa semalam di jendela yang lupa kuhapus meski sadarku sudah bangkit sejam lebih. aku menarik mataku pada gambaran di jendela kamarku, yang seingatku sengaja kulukis, hanya menggunakan ujung jariku, dengan bantuan sang embun. sekilas kosong, hampa goresan, hanya silau warna pagi menimpa hijau daun yang saling bergeliat, menggelayut membentuk oksigen menjadi hidup. hilang...lukisan jari berhias nama kita, Anne & Jim.
mungkin kita tidak akan bisa bersatu..



Bali, 28122011

Selasa, 27 Desember 2011

insomnia


bayang-bayang kusam menerobos pikirku, seolah pagi enggan lagi menyapa setelah malam menyekapnya dengan rintihan seng karena kedinginan, basah.  aku terbiasa membelalakkan mataku pada bayang, yang entah nyata atau tidak, tapi aku terbiasa...terlanjur terbiasa. ia kusam seperti baju tak terurus, tak tercuci bertahun-tahun, terpakai oleh anak peminta-minta yang malam itu kutemui berdiri di pinggir jalan, bermain dengan teman khayalnya. kadang aku berharap pagiku tidak segera menjelang, jiwaku masih menikmatinya. seperti subuh ini, aku bingung antara pagi atau malam, persimpangan yang biasa kusebut ‘menjelang’. aku hanya terkesima pada bimbang yang hadir, aku hanya melayang-layang, pada rinai hujan yang bergelegar di atap otakku, mencoba menggapai apa yang namanya pagi, tapi masih enggan. masih enggan....



#belum 12 teng, aku seperti enggan berada disini...

sepotong hati dan paku karat


teruntuk sepotong hati
yang merana menerabas malam
menari sendiri
diatas segala kegalauan yang mencoba dikuburnya
jauh kedalam perih yang semakin kelam

“memaafkanlah selagi masih mampu,
semalam hanya mimpi
yang mencoba mengejutkanmu, mengalirkan semburan hangat
yang berlebih dan tak terbendung
hanya semalam,
berikanlah selagi mampu”

teruntuk sepotong hati
dibalik megah gunung Batukaru
tersembunyi,
malu untuk melebur dengan sekitar
yang kedalamannya seumpama paku karat
kecoklatan, dan aus
kemudian terasuk pikir terasuk hati,
aku melepas...aku rela melepas
meski mengaduh, meski memerih..
aku memaafkanmu...demi Bapaku!


Bali, 27122011

Kamis, 22 Desember 2011

TERIMAKASIH IBU

seingatku dulu,
ibu menulis hariku, sedari kecil, dengan kata-kata pedasnya...
menumpuk larangan dalam otakku,
memaksaku menenggak batasan-batasan pengganggu,
dan menaruhku pada pilihan menjauh...

saat ini,
kata-kata itu yang membuatku bertahan,
mampu menjaga diri berkat setumpuk larangannya,
batasannya membawaku pada ruang teraman,
ketika dunia merangsangku untuk menikmati bagianku...

ibu, terimakasih untuk semuanya...tulisan ini untukmu....

 i love u, i love u, i love u.......

Kamis, 25 Agustus 2011

dear dearest,

o dear,
where the skies are
when i do wanna make it all for you
far far away..never did i know..
where the stars are, the moon either
as it dissapear, seem lost i in a dream..
dream of you..

o dear,
lost hurts me to the deepest,
deeper than the seas
whales are big,
'tis nothing like rock, just a gravel
to my travel..

o dearest,
this rhytim is no more mine
no longer mine
will it be someday?




ephie25082011dps..

Senin, 25 Juli 2011

kosong....

aku menarik kabut, tanpa sengaja
tanah kaya jejak, namun masih tanpa harap

mungkin gumpalanmu tak bersahabat
kakiku tak berbekas lagi
sepertinya awan menarikku kuat
hilang.....





~ephie26072011dps~ #bayanganmu tetap terlihat meski kabut didepanku...

sinetron politik...ckckckckckck....intinya FUCK YOU!!!!

Kemarin pagi, entah mimpi apa atau kesambet setan apa, (Nazarudin) mungkin, pagi-pagi Adik saya tiba-tiba bertanya: "Kak, percaya ga sama kata-katanya nazarudin pas dia beberin bobroknya demokrat??"..Tumben, sangat sangat tumben pertanyaan kayak gini muncul dari Adik saya, apalagi saya. Kami benci politik dan politisi. Menurut kami, saya terutama, orang-orang busuk itu yg merusak tatanan harga diri bangsa..maaf kalau ada yang tidak setuju,tapi itu pemikiran saya '.'V

Well, sebenernya tidak aneh juga kalau akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Adik saya, wong tayangan-tayangan beritanya kebanyakan nazarudin..talk show tentang nazarudin..bahkan acara gosip saja masih disangkut-sangkutkan dengan nazarudin..pagi nazarudin..siang nazarudin lagi..sore sambung ke malam apalagi..nazarudin jadi artis dadakan, kayak udin sedunia =D tapi ya itu, demi menghindari sinetron-sinetron nggak mutu, kecuali korea ya :), mau tidak mau ya lebih mending membetahkan diri dengan nazarudin laaaahhh...

Menjawab pertanyaan Adik saya, saya ketawa duluan. Ketawa kagum plus bingung. Kagum karna ya yang seperti saya bilang tadi, tumben-tumbennya politisi jadi bahan pembicaraan, sepagi ini pula. Bingung karna saya tidak terlalu suka mengungkapkan pemikiran-pemikiran saya tentang politik dan orang orang didalamnya, karna ya itu tadi, sudah terlanjur tertanam busuk-busuknya perilaku para penikmat tahta itu. Adik saya segera menyadari makna ketawa saya, segera ia meralat: "Nggak minta omongan yang berat-berat kok, cuma penasaran aja, kira-kira Kak percaya nggak sama kata-katanya nazarudin..."
"Ok lah...," saya langsung menjawab, "Mau dibilang percaya ya nggak juga, ngapain percaya ma orang-orang yang makan duit rakyat. tapi klo dari pandanganku hmmmmm percaya percaya aja lah...apa sih yang nggak bisa dilakukan sama orang-orang itu...dapet duit adem ayem, nggak dapet duit ya otomatis dilaporin lo!! Tapiiiiiii klo aku jadi nazarudin ya daripada kena sendiri ya mending beberin semua, entah bener atau nggak, kan cuma nazarudin, anas dan antek-anteknya yang tau. Masuk ya masuk sama-sama, yang penting ribut dulu deh, yang penting geger dulu, skalian nge-tes nyali Dek, kebakaran jenggot nggak orang-orang yang disebutin nama-namanya sama nazarudin hehehehehehe..."
"bener juga sih Kak, mana ada yang mau disalahin sendiri....."
"iya, tapi itu cuma pandanganku aja kan, tetep aja yang paling tau ya mereka-mereka itu...kita ya masih tetap para penonton..menghindar dari sinetron di televisi malah disodorin sinetron politik...nggak salah kan kalau dibilang "dunia ini panggung sandiwara" (sambil nyanyi dikit :D)"


#hmmmm hanya itu pendapat saya, mau tidak mau tetap saja kita penonton. saya mulai membenci yudhoyono, saya jengah mendengar nazarudin, anas, dan antek-antek terkaitnya berbicara. para pelaku sinetron politik itu tidak lebih baik dari pelaku sinetron di televisi kayaknya..Anyway, bisa nggak stop deh tayangan skype skype-an sama nazarudin, nggak penting banget...GAK BISA NANGKAP MALAH NGE-SKYPE...oohhhh gosh, really really wanna say FUCK YOU!!!!

maaf tidak menulis nama-nama orang besar dengan huruf besar, biar pada mengerti bahwa saya tidak menghargai mereka. Lihat saja, saya lebih menghargai Adik saya, meski masih sedikit nakal dan jarang menurut omongan saya. :D

Senin, 11 Juli 2011

terlanjur

mawar terlanjur merah,
awan terlanjur hitam; biru memupus


sesal tak terhapus
aku terpapah, memerah pula kian parah


>>>aku terlanjur, menjadi kaku sedang hati tersayat..menyayat tepat pada sudut yang sakau. aku menunggumu...sungguh, bahkan ketika kau taruh perih yang memerah lantas kaku menghijau; lumutan! aku terlanjur...


jarijari serupa sauh
mencaricari tempat tambat yang kokoh
aku dan dua kaki ini mulai terlatih
pada kerikilkerikil sekitar
demi hati....

biru memerah
ia tak lagi biru
aku bahkan yakin kali ini kelewat merah,
terlanjur....!









>>>ephie11072011dps<<<

Jumat, 24 Juni 2011

sajak untuk "papa tana"

untuk setiap peluh
dan airmata yang mungkin teresap
kedalam kulit tuamu..
kepantasan yang harusnya kau terima
kedurhakaan macam apa yang sedang dihadirkan
ketika bahkan diatas asalmu
mereka membuatmu seolah tidak layak
bernaung dibawah langitlangit tanah
dimana derap kakimu tertanam begitu dalam
hingga menciptakan loronglorong
dalam kulitmu bersama aliran darahmu

aku...mungkin aku tidak akan semampu itu
tanahmu..tanahmu...
darahmu diatas semuanya...
aku...seyakinnya engkau marah..

marahlah papa tana, marahlah...
setidaknya dihari akhirakhirmu
biarkan mereka menghormatimu
sebagai suami, ayah dan opa...
setidaknya diatas beragam tentangan
dirimu harus didahulukan...




#aku marah...miris..andai aku anakmu, tidak akan kulakukan ini...demi ayahku, demi darah asalku, demi cinta yang kau berikan hingga akhir hidupmu..#
>>>ephie25062011dps<<<

Rabu, 22 Juni 2011

putus asa

lusuh terduduk
terserak diantara debu
yang bergelimang bersama roda
pelahap tubuhnya subuh ini
mencoba merasarasa dingin lantai kasar
yang hanya sejengkal menuju jalan
sejuk tak kunjung datang
sekilas putih merangsek keluar
melayang menuju tiang tinggi
ia melihat jiwanya diujung tiang mendekati awan
siap jatuh...
ditadah lantai kasar tempatnya terduduk...




>>>ephie23062011dps<<<

Rabu, 15 Juni 2011

SSSSTTTTTT!!!!


ssttttt!!! jangan bilangbilang,
dunia ini bodoh, mereka hanya mampu
menjadi BODOH!

kasihan para tikustikus kelaparan
yang sengaja bersembunyi di lorong
dimana lakonlakonan rumit
tentang laku baiknya di dunia Pancasila ini
mulai dipertontonkan
semar dan togog tak laku lagi, bhatara dewa menonton saja

pula para pembajakpembajak selangkangan
rakyat, mereka mengaiskais sampai
kulit hampir menembus daging; tanpa peduli
rakyat marah, merontaronta
menghancurkan tatanan dibawah panji “Reformasi....Reformasi...”
seruan muda membahana;
tuatua duduk sementara mengeluh
“kami dulu tak semelarat kini..”

sstttt!!! jangan bocor kayak ember ancur
disini nikmat sekali, dasar kau BODOH!!!




>>>ephie16062011dps<<<

Selasa, 14 Juni 2011

sajak munafik -untuk tanahku-

untuk MuDAers NTT Menulis/#Komunitas Daun Lontar


aku melihat ke bawah, sambil
suara sajak tanahku mengalun
saat itu ia masih begitu coklat,
namun bening..kala itu ia,
tempatku berpijak hangat, tapi tak hitam,
tak terhalang penutup, sandalku atau bajunya
tak juga putih berbuihbuih seolah salju tanah
tak habishabis mengendap kedalamnya
kala itu air tanahku bersih,
kami meminumnya tanpa ancaman,
tanpa takut dan tanpa dosa; kami yang apatis...

hari semakin tua, bumiku sakit
ditimpa kemalangan, nafsu kami
membenamkannya jauh, menolaknya
semakin ke dalam; kakiku perih
hijau menghilang, dihalau besi para pembunuh kebebasan
tanahku tak lagi coklat,
terkadang menguning, membiru,
meranum, kemudian membusuk;
terkadang ia menangis, tumpah ruah
segala kekesalan, lebih dari tangisan anak manusia
luber habis ratakan yang diatasnya
aku yakin ia berseru: “aku lelah!”

Kami salah, aku sudah pernah merenungkan ini
Kami durhaka, sesadarsadarnya akar sadarku sadar

terkadang kala tanah menyala seolah meteor,
merubuhkan segala sesuatu;
entah hutan, rumah, mungkin sawah, makanan kami
kami berlutut, melagukan  “ampuni kami..ampuni kami”
berbenah dan kemudian durhaka lagi...

sungguh kala itu tanahku tak sepenat ini
terlampau kasar dan kurus, tidak gembur,
ia sangat mampu mendengar kami;
tidak seperti sekarang aku menangis mendengar
gemuruh Tarutung menjatuhkan lerenglereng bukit
atau lumpur yang mampu melahirkan
anakanaknya, yang tentu saja tidak mungkin bernama sama seperti Lapindo...

kali ini, pasti ia bosan,
lagulagu kami terlalu munafik, sadarku masih sadar
tapi munafikku tak berkurang...




>>>ephie15062011dps<<<

Jumat, 10 Juni 2011

tulisan merah


cermin berwarna
baru saja kau tuang kata kedalamnya
mengering...hanya marah yang tergambar
kau bersajak, bulan tak lagi bundar
malam hanya sekejap lalu
dingin terasa menusuk
mungkin hari ini akan berlalu dengan cepat

sekelompok lalat berkerubung
membusuk pada daging tua
yang lama tak disadari

aku mungkin telah lelah
lama mengurai kesendirian yang teramat sangat
meminta hadir seorang sepertimu
meski nantinya hanya mendatangkan tangis
lewat tulisan merah
darah yang sengaja kutuang...

dariku, yang jauh darimu.
#bulan tak lagi bundar sayang, hati melenguh benci pada hadirmu yang tak kunjung ada....



>>>ephie11062011dps<<<