kau adalah bagian hati yang teretas dari ayah egois dan ibu yang gigih memperjuangkan keadaanmu. itu katamu, sama dengan pikirku. kau adalah bagian cinta yang terkuras keegoisan hati dan kesombongan keluarga. entah keluarga ayah, atau ibu –yang notabene adalah keluargaku juga-. tak pernah jelas ceritanya bagimu, bagiku juga, yang hanya setahun diatasmu. aku ingat kecil kita ketika beberapa menanyakan ayahmu dengan enteng kita –bukan hanya kamu- jawab ”ditabrak kucing”. lalu remaja kita kau mulai bertanya -aku juga-”masa ditabrak kucing bisa mati?” -ingatkah kau masa itu- aku tertawa mengenang semua. lalu masamu dengan Tuhan. berdoa. gereja. pengakuan dosa. pujian. katekisasi. sidi. masamu dengan para sahabat. masamu dengan cintamu. dengan hidup. dengan kerja. dengan tangisan. dengan tawa. semangat. putus asa. aku pastikan ia menyesal saat ini melewatkan kau dan masamu. aku ingat senyum pahitmu ketika membicarakan ayah yang mencarimu dan menemuimu baru pada 22mu, kau hanya bilang ”aku lebih cinta keluarga ini. cinta bapa, cinta mama, cinta mamaku, cinta kamu, cinta rumah ini. mati rasa terhadap ayah.” aku diam. pernah merasa tangismu. susahmu. resahmu. tawamu. penasaranmu. bingungmu. pernah mendengar kataorang tentang ibumu yang mereka bilang istri kedua ayahku. aku tertawa. kau juga tertawa kala itu, meski tak tau yang kau rasa. aku malah bangga bisa memiliki dua ibu sekaligus dengan perhatian dan cinta besar. malah senang memiliki adik sepertimu yang ternyata bisa merebut perhatianku lebih dari yang lainnya. malah bahagia mengatakan adamu ditengah kebingungan temanteman yang berkata ”tapi kau kan anak bungsu”. dan aku tetap berkeras ”iya, tapi dia adikku”.
>>>ephie130209dps<<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar