tentang beta:

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
anak bungsu dari ayah (Cornelis Taga Doko) dan ibu (Jublina Huna Koreh), keturunan Sabu asli.. I AM ME!

Kamis, 18 Juli 2013

Baruni Jembatan Surga - Cok Sawitri

:) Sengaja saya menulis tepat setelah saya selesai membaca "Baruni Jembatan Surga". Cok Sawitri!!! Salah satu penulis Bali kesukaan dan kebanggaan saya. Sampai-sampai saya berprinsip: Anda bukan orang Bali klo tidak mengenal dia (setidaknya lewat karya-karyanya).

Baruni Jembatan Surga : Kumpulan Cerpen oleh Cok Sawitri. Saya beli segera setelah diterbitkan, ketika membaca pengumuman di FB bahwa bukunya sudah bisa dipesan.

Dan busyeeeetttt...membaca cerita-cerita didalamnya membuat saya semakin terpesona dengan gaya penulisannya.
Ketika anda berpikir bahwa dunia ini hanya dipenuhi oleh kebohongan politik, baca cerpennya yang berjudul "Batu Ratapan". Disitu anda dibawa kepada kepanikan para pejabat ketika mereka kehilangan 'batang penis' mereka.
Atau pada cerpen "Mbok Wayan" yang membawa saya pada kenyataan bahwa pernah dalam beberapa waktu yang lalu begitu miris ketika melewati lahan sawah yang saya pikir akan bertahan lama, tapi ternyata tidak...tepatnya saat ini mungkin sudah menjadi bangunan baru jadi. Atau betapa senyum pahit muncul melihat begitu banyak bangunan hotel baru jadi, sesempit apapun lahan yang ada, bisa saja dibangun dan dijadikan hotel atau tempat penginapan..DIMANA-MANA!!

Cerpen "Men Ami Disembunyikan Wong Samar" juga sedikit menggelitik. Keadaannya betul-betul menyesuaikan dengan keadaan desa dengan kepolosan orang-orang didalamnya melihat sebuah permasalahan. Tempat yang begitu percaya dengan 'hal-hal gaib'. Ini yang unik tentang Bali menurut pandangan saya. Mereka mempunyai pandangan tersendiri mengenai suatu hal. Hal yang paling terlihat adalah kebiasaan mereka untuk menanyakan 'sesuatu' kepada balian. Arti sebenarnya dari Balian juga sebenarnya saya kurang paham, tp biasa disini mengacu pada dukun. Kembali ke cerpen yang ditulis oleh perempuan Bali yang gagah ini, cerita tentang Men Ami yang menghilang ini seolah-olah ingin menegaskan tentang pemikiran 'kolot' masyarakat Bali (no hard feeling please!!). Bagi saya, di bagian cerita ini lumayan bikin saya tersenyum, karena sejujurnya saya tidak percaya kepada 'hal-hal gaib' tersebut.

Tapi, meski begitu setiap cerita tetap menampilkan pembelajaran yang (bagi saya) mendidik, dari segala aspek. This is a recommended one!
She just a smart woman!!

Dan sindiran terfavorit saya dari salah satu cerpennya adalah:
"Sebab tiba-tiba rombongan teman minum tuak iparnya ikut serta menjadi 'orang partai' bahkan kemudian lebih lucunya lagi; teman-teman iparnya itu muncul di tivi, di koran, seolah-olah sejak lama memperjuangkan rakyat, fasih benar mengkritik ini-itu, seolah paham, seolah gregetan dengan keadaan."


xxx Ephie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar