"Masa lalu tidak akan membawa anda kemana-mana selain kepada
kesenangan (atau bahkan kesedihan) di masa lalu. Dan itu akan tetap
menjadi masa lalu, bukan saat ini ataupun esok. Mengingat masa lalu
masih dibolehkan selama anda tidak terjebak didalamnya. Jika terjebak,
hal terparah yg mungkin akan anda terima adalah kehilangan saat ini dan
orang-orang didalamnya" >E.T<
Kata-kata diatas adalah hasil perenungan saya beberapa hari ini.
Lumayan
tersentak, bahkan jujur hampir menangis, ketika mendengar sahabat saya
menelpon dan berkata, "sel, papi selingkuh!" Perempuan ini sahabat dekat
saya semenjak SMA, persahabatan yg bertahan hampir 15thn ini membuat
kami seperti saudara. Sebenarnya bukan hanya kami, ada dua teman
lainnya, yg sama dekatnya meski beberapa diantara kami sudah menikah.
Dan lelaki yg dipanggilnya 'Papi' itu adalah suaminya. Lelaki ini, ya
lelaki yg dipanggil Papi ini seingat saya lelaki yg baik, penyayang dan
sangat saya hormati karena dia begitu sayang pada sahabat saya. Dia
sudah seperti kakak laki-laki untuk saya.
Sesedih apa saya
mendengar berita itu? *ga niat lebay tapiiiiii* saya sangat sangat
sangat sedih, kesal dan sedikit shock. That'sjust not him!! ;(
Sahabat
saya ini perempuan yg setia, bukan tipe yang ribet, cenderung pasrah tp
yang saya tahu dia seorang yg selalu berfikir panjang jika ada dlm
suatu masalah. Sekian tahun berpacaran dengan lelaki ini, tidak sedikit
pun terlintas hal yg aneh dibenaknya, meski beberapa tahun dilewatkan
dengan berpisah benua, BENUA ya *tolong dicatat* bukan pulau atau
propinsi. She's really commit to the relationship, that's absolutely her
type. Bahkan untuk sedikit keluar dan menghabiskan waktu dengan kami,
para sahabatnya, dia akan meng-sms sang kekasih dan minta ijin. Jadi
jika ingin mengajaknya setidaknya sudah diberitahukan sehari sebelumnya.
dan jika tidak diijinkan, maka kami hanya akan duduk ngobrol didalam
kamarnya atau diteras rumahnya. That's a fact! So complicated for me,
but yeah that's her. Sedikit protes dari kami, tapi ya sudahlah, kami
menghargai hubungannya dan kami menghormati pertemanan kami lebih dari
yang kami bayangkan. Semua termaklumi dengan sendirinya ;)
Dan ini
yang lebih mengejutkan, lebih aneh dan lebih tidak masuk akal, bahkan
setelah dia mengetahui suaminya selingkuh, untuk sekedar curhat masalah
perselingkuhan suaminya kepada kami, saya dan seorang sahabat lainnya,
dia masih sempat-sempatnya minta ijin ke si suami. Damn, dia terlalu
polos!! Dan orang sepolos itu adalah sahabat saya yg dipermainkan
perasaannya oleh suaminya sendiri.
"Sudah diajak ngomong dan
ditanya baik-baik?" // "Sudah, papi sudah ngaku!" // ...diam... "Papi
bilang aku boleh cerita sama kalian asal cerita juga sama masa lalunya
dia..." // "What? Bullshit..alasan bodoh!!"
Hari itu saya sengaja
menenggelamkan diri dalam kesibukan demi tidak mengingat setiap
kata-kata yang terekam dalam otak saya selama percakapan di telepon itu.
Saya mencoba tidak mengingat kepolosan sahabat saya ini, saya menahan
diri untuk tidak menghubungi suaminya demi menghormati lingkaran rumah
tangga mereka.
Hanya sedikit yg saya ingat tentang gadis yg
meninggal ketika SMA karena tenggelam dan tidak sempat ditemani oleh
pacarnya ketika menghembuskan nafas terakhirnya. Ini masa lalu sang
lelaki yang dimaksud tadi.
Dan perempuan yang disukainya ( atau tepatnya diajak selingkuh) ini mukanya sangat mirip dengan gadis SMA yang meninggal itu.
SMA...dan
sekarang masing-masing kami sudah hampir memasuki kepala tiga, dan
lelaki ini juga sudah memutuskan untuk menikahi sahabat saya. Sahabat
saya sudah berusaha semampunya untuk membantu lelaki ini melupakan gadis
itu. Dan dia masih kembali ke ingatan tentang gadis itu setelah
bertahun-tahun terentang dan terlewati?? Wow...
Saya marah, dan
dengan senang hati menerima ajakan untuk saling bertemu karena sahabat
saya merasa bahwa jika berbicara dengan kami mungkin suaminya akan lebih
mengerti, betapa selama ini dia sudah melakukan semua sesuai permintaan
sang lelaki, betapa begitu setia dia menunggu dan betapa sahabat saya
begitu menghormati sang lelaki sejak saat pertama mereka memutuskan
untuk bersama.. Kala itu, yang terlintas di pikiran saya ingin sekali
menunjuk muka lelaki itu sambil bilang "cukup kali ini! dan jangan coba2
sakiti sahabat saya lagi!"..tp kemudian ada kata-kata yang lebih ampuh
keluar dari otak saya (tanpa harus mengacungkan telunjuk saya ke depan
hidungnya ;) )...
Ya, kata-kata yang saya tulis sebagai prolog
itu..Kata-kata ampuh hasil perenungan saya. Saya tidak mengatakannya
dalam pertemuan itu, sebagai bukti bahwa saya bs meredam kemarahan saya,
tp saya kirimkan ini dalam bentuk sms bersama doa untuk kelanggengan
dan kesetian kepada sepasang sahabat saya ini ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar